Beberapa bulan yang lalu saya menonton Film dengan judul The Persuit of happyness yang diperankan oleh Will Smith, film ini adalah sebuah karya yang saya pikir luar biasa bagi orang-orang yang hidupnya tidak terlalu baik dalam sisi keuangan dan rumah tangga.
Begitu banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari film ini dan saya berharap semua sahabat dapat melihat dan menyaksikan film tersebut. Didalam film tersebut dikisahkan sebuah rumah tangga yang memang sedang mengalami sebuah kesulitan yang teramat sangat, sang suami hanya sebagai penjual alat pendeteksi penyakit dan si istri bekerja sebagai seorang karyawan disalah satu binatu atau tempat pencucian kain.
Pada awalnya keluarga ini begitu bahagia, hidup mereka penuh dengan senyuman sampai akhirnya anak pertama mereka lahir. Sang suami dengan keyakinan yang tinggi mempertaruhkan semua uangnya dan membeli alat pendeteksi penyakit ini dari sebuah perusahaan untuk kemudian ia jajakan disetiap rumah sakit dan praktek dokter. Beberapa tahun memang alat ini menjadi sesuatu yang sangat penting sehingga banyak pesanan dan keuntungan yang ia dapatkan dari hasil penjualan barang tersebut. Namun setelah tahun-tahun berikutnya alat ini merupakan barang yang sudah tidak lagi digunakan karena masih bersifat manual, kemajuan tekhnologi membuat alat ini menjadi kuno.
Anak mereka sudah semakin besar, kebutuhan mulai bertambah dan alat yang akan dijual sudah mulai tidak diminati banyak orang. Pertengkaran demi pertengkaran dirumah tangga mulai terjadi karena banyaknya kebutuhan hidup yang tidak bisa diselesaikan, sang istri mulai tidak tahan dengan banyaknya tagihan yang datang, biaya telpon, sewa rumah, asuransi, biaya sekolah anak dan masih banyak tagihan lainnya. Sampai pada suatu puncak pertengkaran sang istri meninggalkan sang suami dan anak laki-lakinya yang baru berusia 5 tahun. Sungguh suatu yang memilukan hidup mereka. Sang suami berusaha untuk meyakinkan sang istri dengan alasan sang anak masih membutuhkan ibu dan selalu bertanya tentang ibunya, namun hati wanita itu tetap tidak bergeming karena tidak sanggup menahan kemiskinan yang mereka alami.
Akhirnya sang suami dan sianak diusir dari apartemennya karena tidak sanggup membayar, dengan sabar dan tabah suami menyakinkan anaknya bahwa mereka tidak lagi membutuhkan tempat tinggal dan yang suami butuhkan adalah bagaimana sianak selalu menyayangi dan tetap bersamanya. Motivasi terbesar sang ayah adalah anaknya, mereka tidur dimana saja pada waktu malam, distasiun kereta api, emperan toko sampai di toilet, sang anak selalu bertanya kenapa kita tidak tidur dirumah? namun dengan tegar sang ayah selalu menjawab dengan bijak sana.
Singkat cerita sang ayah terus berusaha dan satu ketika melihat sebuah mobil mewah yang parkir tepat dihadapannya, sang pemilik mobil keluar dengan wajah yang begitu bahagia, sang ayah lantas bertanya “ bagaimana anda mendapatkan mobil mewah ini? ” dan dengan ringan pemilik mobil menunjuk sebuah gedung. Gedung tersebut adalah sebuah perusahaan bursa effek. Mimpi sang ayah untuk menjadi orang kayapun tergambar, dengan semangat yang tinggi dan motivasi untuk memberikan kebahagiaan kepada sang anak yang sudah cukup menderita, membuat sang ayah mencoba untuk belajar dan mendapatkan pekerjaan di gedung tersebut. Akhirnya mimpi itupun menjadi kenyataan, diakhir ceritanya… ternyata film ini adalah sebuah kisah nyata dari seorang bankir yang saat ini sangat terkenal di Dunia “ Chris Gardner ”.
Dari cerita diatas jelas bagi kita bahwa ternyata jangan pernah takut bermimpi untuk sesuatu yang ingin kita capai, yakinlah!!! dan apabila kita yakin serta mau bersungguh-sungguh untuk mencapai mimpi itu kita pasti bisa!. Buatlah sebuah motivasi dalam diri untuk mencapainya agar kita selalu bersemangat dalam mengejar semua yang kita inginkan, karena tanpa motivasi, kita tidak akan bergairah untuk mencapainya. Jangan pernah pedulikan bagaimana dan siapa kita saat ini, tapi buatlah keyakinan bahwa suatu saat nanti kita adalah orang yang sukses. Dan satu hal yang patut kita teladani dari cerita diatas JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK KEHIDUPAN KITA YANG SEKALI INI, sesulit apapun hidup kita hari ini.
Minggu, 23 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar