Senin, 24 Mei 2010

Indonesia di World Expo 2010, Shanghai

Sejak dibuka untuk umum pada 1 Mei lalu, paviliun Indonesia di World Expo 2010 Shanghai, China, sudah dikunjungi oleh hampir setengah juta pengunjung. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, jumlah ini terhitung sampai 19 Mei 2010. Tepatnya berjumlah 493.381 orang.

“Waktu kami hit pada angka 400.000, paviliun Amerika Serikat itu pengunjungnya 500.000. Tidak jauhlah berbeda pengunjungnya. Dari semua pengunjung, kami berhasil menggaet 10 persen dari total yang datang,” ungkapnya.

Mari mengatakan, berarti rata-rata pengunjung tiap harinya mencapai 25.000 orang. Dengan demikian, target 3 juta pengunjung hingga akhir pameran pada 31 Oktober mendatang dapat terlampaui. Paviliun Indonesia dalam pameran ini mengambil tema “Indonesia Biodiverse City”.

Dengan maskot Koko “The Komodo” dan Pongo “The Orangutan”, paviliun menampilkan kekayaan alam dan budaya Indonesia. Penampilan Indonesia dikelompokkan menjadi empat zona, yaitu zona bio yang menampilkan kekayaan alam, zona tani, zona kota, dan zona musik. Setiap hari pun Indonesia menampilkan cultural performance.

Komodo dan Borobudur

Mari mengatakan, bagian yang sangat berkesan bagi pengunjung adalah Pojok Dukungan Taman Nasional Komodo dan Borobudur Megawall. Selain dapat memperoleh keterangan menarik tentang komodo, di Pojok Dukungan Komodo, pengunjung dapat memberikan dukungannya langsung kepada komodo untuk menjadi salah satu keajaiban dunia.

“Banyak yang antre di pojok komodo. Ada layar untuk mendukungnya sebagai salah satu keajaiban dunia. Dari pengunjung di sana sudah 31.600 orang yang sudah sign-up,” tuturnya.

Sementara itu, di area Borobudur Megawall yang terdapat miniatur tembok Borobudur dan stupa, pengunjung dapat melihat ukiran tembok seperti aslinya dan juga memasukkan tangan ke stupa seperti yang biasa dilakukan pengunjung Candi Borobudur.

“Selain itu, ada yang unik. Di dekat sini ada orang yang menaruh koin. Lalu, orang yang kemudian lewat juga lanjut memberi koin. Sampai sekarang terkumpul sampai RMB 8.000 atau sekitar 1.000 dollar AS. Akan kami gunakan untuk charity,” ungkapnya.

Mari menegaskan, pameran ini tidak mengarahkan tujuan langsung ke kontrak perdagangan, tetapi lebih pada upaya mengangkat citra Indonesia di mata dunia internasional. Namun, Mari berharap hal ini dapat terwujud melalui forum bisnis mulai 9 Juni hingga akhir Juli mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar